Perbandingan Kadar Ureum dan Kreatinin Serum Masyarakat Terpapar dengan Tidak Terpapar Emisi Pabrik PT. Semen Padang
Abstract
Emisi pabrik semen tidak hanya berisiko pada pekerja di pabrik semen, tetapi berdampak pada penduduk yang tinggal di daerah sekitarnya. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa konsentrasi PM (particulate matter) di udara memiliki korelasi dengan tingkat mortalitas dan morbiditas. Emisi pabrik semen terutama particulate matter bersifat nefrotoksik. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan kadar ureum dan kreatinin masyarakat yang terpapar dengan tidak terpapar emisi pabrik semen. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan potong lintang terhadap 152 subjek terpapar dan 169 subjek tidak terpapar dari bulan Juni 2015-September 2016. Parameter yang diperiksa adalah ureum menggunakan metode enzimatik (glutamat dehidrogenase) dan pemeriksaan kreatinin menggunakan metode kolorimetri (Jaffe). Hasil pemeriksaan dianalisis menggunakan uji t, bermakna bila p <0,05. Subjek penelitian daerah terpapar terdiri dari laki-laki 33 orang (21,7%) dan perempuan 119 orang (78,3%) dengan rentang umur 19-75 tahun sedangkan daerah tidak terpapar terdiri dari laki-laki 18 orang (10,7%) dan perempuan 151 orang (89,3%) dengan rentang umur 20-80 tahun. Kadar rerata ureum daerah terpapar 17,53(6,7) mg/dL dan kadar rerata ureum daerah tidak terpapar 17,22(5,1) mg/dL, hasil statistik tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05). Kadar rerata kreatinin daerah terpapar 0,85(0,3) mg/dL dan kadar rerata kreatinin daerah tidak terpapar 0,79(0,2) mg/dL, hasil statistik menunjukkan perbedaan bermakna (p <0,05). Kadar kreatinin pada masyarakat terpapar emisi pabrik PT. Semen Padang lebih tinggi tetapi masih dalam batas normal sedangkan kadar ureum tidak menunjukkan perbedaan. Penelitian kohort prospektif diperlukan untuk mendapatkan gambaran perjalanan penyakit berdasarkan lama paparan.
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.25077/jka.v7i0.824
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Mira Purwinanty, Rismawati Yaswir, Efrida Efrida