Sindrom Koroner Akut dengan Komplikasi Udem Paru Akut dan Henti Jantung
Abstract
Abstrak
Salah satu manifestasi sindrom koroner akut yang banyak terjadi adalah non ST elevation segment of
myocardial infarction (NSTEMI). NSTEMI dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti udem paru akut, henti
jantung, bahkan kematian. Dilaporkan seorang pasien wanita 53 tahun dengan diagnosis NSTEMI. Pasien mengalami
henti jantung dan udem paru akut yang merupakan gagal jantung akut. Henti jantung pada pasien ini diawali oleh
aritmia maligna yang disebabkan oleh kurangnya asupan oksigen pada otot jantung. Pasien memerlukan
penatalaksanaan multidisiplin dan intensif. Pada pasien diberikan dukungan ventilasi mekanik dengan tekanan positif
yaitu CPAP untuk mengurangi mortalitas edema paru. Selain itu diperlukan pemantauan ketat hemodinamik dan
asupan nutrisi pada pasien. Selain masalah jantung dan paru, pada pasien juga terjadi penurunan kesadaran setalah
henti jantung. Gangguan pada sistem saraf pusat merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi pada pasien yang
selamat dari henti jantung dan resusitasi. Berdasarkan hal itu, perlu dilakukan resusitasi kardioserebral pada pasien
dengan henti jantung. Perbedaan utama dengan resusitasi jantung paru adalah pentingnya manajemen j alan nafas
yang lebih lengkap dengan ventilasi mekanik.
Kata kunci: NSTEMI, henti jantung, udem paru akut
Abstract
One manifestation of acute coronary syndrome is the case is non-ST segment elevation of myocardial infarction
(NSTEMI). NSTEMI may cause various complications: an acute pulmonary edema, cardiac arres, and even death.
Reported a 53 years old female patient with a diagnosis of NSTEMI. The patient had a cardiac arrest and acute
pulmonary edema is acute heart failure. Cardiac arrest in this patient initiated by malignant arrhythmias caused by lack
of oxygen to the heart muscle. Patients require multidisciplinary and intensive management. In patients received
mechanical ventilatory support with positive pressure that CPAP to reduce the mortality of pulmonary edema. Also
required close monitoring of hemodynamic and nutrition to patients. In addition to heart and lung problems, the patients
also decreased consciousness after the cardiac arrest. Disorders of the central nervous system iss the cause of high
mortality in patients who survived cardiac arrest and resuscitation. It needs to be done kardioserebral resuscitation in
patients with cardiac arrest. The main difference between kardioserebral resuscitation and CPR is the importance of
airway management is more complete with mechanical ventilation.
Keywords:NSETMI, cardiac arrest, acute lung oedem.
Salah satu manifestasi sindrom koroner akut yang banyak terjadi adalah non ST elevation segment of
myocardial infarction (NSTEMI). NSTEMI dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti udem paru akut, henti
jantung, bahkan kematian. Dilaporkan seorang pasien wanita 53 tahun dengan diagnosis NSTEMI. Pasien mengalami
henti jantung dan udem paru akut yang merupakan gagal jantung akut. Henti jantung pada pasien ini diawali oleh
aritmia maligna yang disebabkan oleh kurangnya asupan oksigen pada otot jantung. Pasien memerlukan
penatalaksanaan multidisiplin dan intensif. Pada pasien diberikan dukungan ventilasi mekanik dengan tekanan positif
yaitu CPAP untuk mengurangi mortalitas edema paru. Selain itu diperlukan pemantauan ketat hemodinamik dan
asupan nutrisi pada pasien. Selain masalah jantung dan paru, pada pasien juga terjadi penurunan kesadaran setalah
henti jantung. Gangguan pada sistem saraf pusat merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi pada pasien yang
selamat dari henti jantung dan resusitasi. Berdasarkan hal itu, perlu dilakukan resusitasi kardioserebral pada pasien
dengan henti jantung. Perbedaan utama dengan resusitasi jantung paru adalah pentingnya manajemen j alan nafas
yang lebih lengkap dengan ventilasi mekanik.
Kata kunci: NSTEMI, henti jantung, udem paru akut
Abstract
One manifestation of acute coronary syndrome is the case is non-ST segment elevation of myocardial infarction
(NSTEMI). NSTEMI may cause various complications: an acute pulmonary edema, cardiac arres, and even death.
Reported a 53 years old female patient with a diagnosis of NSTEMI. The patient had a cardiac arrest and acute
pulmonary edema is acute heart failure. Cardiac arrest in this patient initiated by malignant arrhythmias caused by lack
of oxygen to the heart muscle. Patients require multidisciplinary and intensive management. In patients received
mechanical ventilatory support with positive pressure that CPAP to reduce the mortality of pulmonary edema. Also
required close monitoring of hemodynamic and nutrition to patients. In addition to heart and lung problems, the patients
also decreased consciousness after the cardiac arrest. Disorders of the central nervous system iss the cause of high
mortality in patients who survived cardiac arrest and resuscitation. It needs to be done kardioserebral resuscitation in
patients with cardiac arrest. The main difference between kardioserebral resuscitation and CPR is the importance of
airway management is more complete with mechanical ventilation.
Keywords:NSETMI, cardiac arrest, acute lung oedem.
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.25077/jka.v4i2.309
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2015 Eka Fithra Elfi